"Oppa!"
Seorang gadis mungil berlari sambil melambaikan tangannya ke arah segerombolan pria di tepi lapangan basket.
"Hwa Ra!" Nichkhun yang paling dulu menyadari kedatangan gadis itu pun ikut melambaikan tangannya.
Gadis itu, Shin Hwa Ra, seorang gadis mungil yang imut dan cantik. Tak akan ada yang menyangka jika gadis itu sebenarnya telah duduk di bangku kuliah tingkat dua. Gadis itu merupakan sahabat Junho sejak kecil. Karena itulah dia akrab dengan semua member 2PM.
"Hei, bagaimana kau tahu kami sedang berkumpul di sini?" Tanya seorang pria lain yang memiliki badan paling tinggi besar, Taecyeon.
"Ah, Junho oppa yang memberitahuku. Dia menyuruhku datang dan membawakan makanan untuk kalian," Kata Hwa Ra sambil mengeluarkan kotak-kotak makanan yang dibawanya.
"Pantas dari tadi aku mencium bau makanan..." ujar Chan-sung sambil mengendus kotak-kotak yang dikeluarkan Hwa Ra.
"Kau ini memangnya anjing?" Wooyoung menjitak kepala Chansung yang membuat pria itu meringis kesakitan.
"Uyoung-ah!! Kejamnya kau padaku...." Chansung tampak mengusap kepalanya yang terkena jitakan Wooyoung.
"Hahahaha," Hwa Ra tertawa melihat tingkah dua orang yang memang tak pernah bisa rukun ini. "Ngomong-ngomong, Junho oppa ke mana?" tanyanya yang baru menyadari kalau Junho tidak ada di antara yang lain.
"Ah, tadi ada seorang gadis yang datang kemari dan bertemu dengannya," Jelas Junsu.
"Ini sudah yang kesepuluh kalinya di bulan ini. Kau kalah hyung !" Kata Wooyoung sambil menepuk pundak Taecyeon dengan ekspresi prihatin dan langsung dibalas dengan pelototan oleh Taec.
"Apa maksudnya sih, oppa?" Tanya Hwa Ra tidak mengerti.
"Nah, itu Junho kembali, tanyakan saja padanya." Nichkhun menunjuk ke arah Junho yang sedang berjalan menghampiri mereka dengan wajah kesal.
"Junho-ah, ada apa? Ada gadis yang menyatakan cinta padamu kenapa kau malah kesal?" Tanya Taec sambil merangkul Junho.
"Bagaimana tidak kesal? Dia itu memaksa!" Junho masih memasang wajah kesalnya. "Sudah kubilang aku tidak bisa jadi pacarnya, eh dia malah memaksa dan ngotot memintaku jadi pacarnya sampai besok lusa!"
"Besok lusa?" tanya yang lain heran.
"Iya! Ah, Hwa Ra, kau sudah disini?" Junho langsung tampang senang begitu menyadari kehadiran sahabatnya itu.
"Oppa, besok lusa itu, kan......."
"Argh....!" Kata-kata Hwa Ra seketika terpotong oleh teriakan Wooyoung. "Hyung! Kenapa kau menginjak kakiku?!"
"Hehehe, aku tak sengaja Wooyoung ah....." Kata Nichkhun dengan wajah tak berdosa.
"Kalian ini kenapa sih?" tanya Junho heran. "Memangnya besok lusa hari apa, Hwa Ra?"
"Besok lusa......."
"Hari Rabu!" potong Junsu sambil merangkul bahu Hwa Ra. "Iya kan Hwa Ra?"
"Ah, Hwa Ra, setelah ini kau akan langsung pulang kan? Bagaimana kalau aku yang mengantarmu pulang?" tawar Junsu.
"Tapi, oppa....."
"Biar aku saja yang mengantarnya Hyung!" kata Junho.
"Tidak apa-apa. Lagipula ada yang ingin aku bicarakan dengan Hwa Ra. Ya?" Junsu menatap Hwa Ra sambil mengedipkan sebelah matanya. Hal tersebut membuat gadis secara otomatis mengangguk.
"Nah, ayo Hwa Ra!" Junsu menarik tangan Hwa Ra lembut, meninggalkan member 2PM lainnya,
Junho menatap kegembiraan mereka berdua dengan pandangan yang tidak bisa didefinisikan.
"Junho-ah," Nichkhun merangkul Junho. "Benar kata Junsu-hyung, lebih baik dia yang mengantar Hwa Ra pulang. Karena kalau kau pergi, kau tidak akan kebagian makanan yang dibawakan Hwa Ra," kata Nichkhun sambil melirik Taecyeon dan Chansung yang tengah berebut makanan.
"Aaah, kalian ! Jangan dihabiskan !"
Sementara itu .......
"Oppa, ada apa sebenarnya?" tanya Hwa Ra saat dia sudah berada di boncengan motor Junsu.
"Ah, sebenarnya kami ..................."
24 Januari
"Sial! Kenapa tidak ada yang bisa dihubungi?!" Junho menatap HP-nya kesal. Dari pagi dia sudah mencoba menghubungi member 2PM yang lain, tapi semuanya bagaikan menghilang.
"Ah, lebih baik aku hubungi Hwa Ra dan ajak dia jalan berdua!" Pikir Junho sambil menekan nomor-nomor yang sudah di hapalnya luar kepala.
Cukup lama Junho menunggu telponnya diangkat, sampai...." Nomor yang anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan service area, cobalah beberapa saat lagi !"
"Kenapa Hwa Ra juga tidak bisa dihubungi?!" Junho kembali menatap HP-nya dengan kesal.
"Ya sudahlah, lebih baik aku jalan-jalan sendiri saja." Gumam Junho.
Sudah lebih dari 60 menit Junho berjalan sendirian menyusuri toko-toko yang ada di sebuah mall di pusat kota Seoul. Dia sebenarnya tidak ada niat sama sekali untuk berbelanja. Dia hanya ingin jalan-jalan untuk melepaskan gundah yang entah kenapa menyelimutinya sejak tadi.
Satu per satu toko dilewatinya tanpa ada niat sedikitpun untuk masuk, sampai......
"Tunggu, tadi itu...." Junho kembali ke depan toko yang baru saja dilewatinya untuk memastikan apakah yang dilihatnya sekilas tadi itu benar.
Yak, yang dilihatnya tadi memang benar. Itu Junsu-hyung dan.... Hwa Ra !
Junho menatap keduanya yang sedang berbelanja dengan mesra. Hwa Ra tampak memasangkan topi yang ada di toko itu pada Junsu, kemudian Junsu bergaya dan mereka berdua pun tertawa. Paling tidak seperti itulah yang dilihat oleh Junho.
Junho tak tahan lagi, dia pun pergi dari sana dengan hati yang kesal. Dia cemburu?
25 Januari
Junho merasakan silau sinar matahari mengenai matanya. Junho berusaha melihat siapa sebenarnya yang berani-berani mengganggu tidurnya.
"Junsu-hyung?" Junho terkejut mendapati Junsu tengah berdiri di depan jendela kamarnya sambil melihat keluar.
"Kau sudah bangun rupanya?" tanya Junsu sambil tersenyum ke arah Junho.
Junho yang teringat akan kejadian yang dilihatnya kemarin kembali merasa kesal. Dia kembali tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Hei, bangun pemalas!" seru Junsu sambil berusaha menarik selimut yang menutupi tubuh Junho.
"Aaaaah!" Junho membuka selimut yang menutup wajahnya dan menatap Junsu, "Hyung, ke mana kau kemarin?"
"Kemarin? Memang kenapa?"
Junho menatap mata Junsu lekat-lekat sebelum berkata, "Tidak!" dan kembali menutupi kepalanya dengan selimut.
"Hei, ada apa denganmu? Ayo, bangun!" Junsu kembali mencoba menarik paksa selimut Junho.
"Hyung! Pergilah, aku ingin sendiri!" kata Junho setengah membentak.
"Oh, oke baiklah!" Junsu pun mengalah dan keluar kamar Junho.
Perlahan Junsu menutup pintu kamar Junho, setelah itu ia mengambil HP dari saku celananya dan menelpon seseorang "Kau benar, dia melihatnya. Kita ubah rencana!"
"Saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida."
Junho langsung terduduk begitu mendengar bunyi HP-nya itu. Itu kan alarm yang dipasang oleh Hwa Ra sebagai tanda ulang tahunnya! Tunggu, kalau begitu hari ini?!
Junho langsung menyambar HP-nya dan mendapati tulisan berkedip-kedip di layarnya :
Saengil chukhahamnida, oppa! ^^
Junho tersenyum dan mematikan alarmnya. Tapi tunggu, kenapa tidak ada SMS atau telpon masuk yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya? Apa semuanya lupa?
Junho langsung mencoba menghubungimember 2PM yang lain, tapi sama seperti kemarin, semua tak ada yang bisa dihubungi. "Hwa Ra juga tak bisa dihubungi. Masa aku harus menelepon Junsu-hyung?" gumam Junho. Dia memang masih kesal dengan hyung-nya yang satu itu.
"Ya sudahlah..." Junho pun memutuskan untuk menelpon Junsu.
"Halo?" jawab Junsu
"Hyung? Oh, hyung! Maafkan aku tadi! Ada apa kau datang ke rumahku?"
"Ah, tidak. Hanya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."
"Hah? Apa itu?"
"Tentang Hwa Ra."
"Hwa Ra? Memang ada apa?" Seketika Junho lupa tujuannya untuk menelepon Junsu.
"Ah, tak enak membicarakannya di telpon. Bagaimana kalau kita bertemu? Kutunggu kau satu jam lagi di kafe biasa, ya! Sampai jumpa!"
Tut tut tuuuuuuuuuuuuuuuut ..........................
"Hyung! Ah dia langsung menutup telponnya. Apa sebenarnya yang ingin dia bicarakan?"
"Junho-ah! Kau sudah lama menunggu?" tanya Junsu sambil duduk berhadapan dengan Junho di sebuah kafe tempat mereka biasa berkumpul dengan member 2PM lainnya.
"Junsu-hyung! Apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan?" tanya Junho langsung.
"Ah, itu!" Junsu tidak langsung menjawab, ia malah mengambil cangkir kopi milik Junho dan meminumnya.
"Kau tahu? Sepertinya aku tertarik pada Hwa Ra," kata Junsu sambil tersenyum dan meletakkan kembali cangkir kopi tersebut.
"Apa?!" Tanya junho setengah berteriak. "Hyung, kau tahu kan kalau aku....."
"Ya, aku tahu." Potong Junsu. "Tapi kulihat kau tidak pernah maju selangkah pun. Karena itu, aku berniat mengajaknya berpacaran."
"Tapi hyung, kau tidak bisa begini!"
"Kenapa? Kau bukan siapa-siapanya kan? Kau hanya sekedar teman masa kecilnya, Junho-ah!"
"Tapi....."
"Sudahlah, aku harus pergi. Hwa Ra pasti sudah menungguku." Potong Junsu sambil bangkit dari duduknya."Oh ya, aku berencana untuk menyatakan perasaanku padanya nanti malam." Tambahnya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Junho sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan pria itu.
"Hyung!" Junho menatap kepergian Junsu dengan perasaan campur aduk. Digebraknya meja dihadapannya dengan kesal.
Seharian ini Junho terus membuntuti kemanapun Junsu dan Hwa Ra pergi. Tapi ternyata membuntuti orang yang sedang kencan itu sungguh tidak menyenangkan. Berkali-kali Junho harus menahan amarahnya karena cemburu melihat kemesraan Junsu dan Hwa Ra.
Junho masih terus membuntuti mereka berdua sampai akhirnya mobil Junsu berhenti.
"Mau apa mereka malam-malam begini di rumah Junsu-hyung?" gumam Junho sambil menghentikan motornya tak jauh dari tempat mobil Junsu berhenti. Tampak olehnya Junsu turun dan membukakan pintu mobil untuk Hwa Ra. Hati Junho kembali panas saat melihat Junsu mencium pipi Hwa Ra.
"Hyung! Awas saja kau!" Geram Junho sambil memukul stang motornya.
Sudah 15 menit Junho menunggu sambil mondar-mandir di dekat motornya. Berkali-kali ia melirik jam dipergelangan tangannya. Sampai.......
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
"Hwa Ra?!" Junho tersentak mendengar teriakan keras Hwa Ra dari dalam rumah Junsu. Tanpa pikir panjang pria itu langsung berlari masuk ke dalam rumah besar tersebut.
"Hwa Ra?!" Panggil Junho begitu berada di dalam rumah Junsu. "Cih, kenapa disini gelap sekali?!"
"Hwa Ra?! Kau dimana?!" Panggil Junho lagi sambil terus memasuki rumah tersebut. "Shin Hwa Ra!!"
Trek.........
Tiba-tiba lampu diruangan itu menyala, dan.....................
"Saengil chukhae hamnida, Junho!"
Junho terkejut mendapati semua member 2PM sudah ada di hadapannya. "Ka-kalian?"
"Hahaha, dia terkejut! Kita berhasil!" Seru Taecyeon yang disambut oleh gelak tawa member lainnya.
"Kaliaaaaaaan! Eh, mana Hwa Ra? Kenapa tadi dia berteriak kencang sekali?" Tanya Junho.
"Ah itu karena ulah Taecyeon, dia mengagetkan Hwa Ra agar gadis itu berteriak supaya kau masuk kemari. Dan Hwa Ra, dia di belakangmu!" tunjuk Junsu.
Junho berbalik dan mendapati gadis tersebut berdiri beberapa langkah di depannya sambil membawa kue ulang tahun.
"Saengil chukhae hamnida, oppa!" Seru Hwa Ra sambil tersenyum manis.
"Pasti kalian yang merencanakan ini kan?" Tanya Junho sambil melotot pada semua member 2PM yang telah berdiri di sampingnya.
"Iya oppa! Junsu oppa yang memberitahuku rencana ini saat dia mengantarku pulang kemarin lusa," jelas Hwa Ra.
"Hyung?" Tanya Junho sambil melotot kearah Junsu.
"Tapi, Taecyeon yang merencanakan semuanya!" tunjuk Junsu pada Taecyeon.
"Eh, tapi kan rencana kedua ini bikinanmu, hyung!" Taecyeon balik menunjuk.
"Rencana kedua?!" tanya Junho bingung.
"Yap, rencana awal kami sebenarnya bukan begini!" kata Wooyoung. "Kami sengaja merubah rencana tersebut saat kami tahu kau melihat Junsu-hyung dan Hwa Ra di mall kemarin. Tampaknya kau tidak menyadari kalau kami juga ada di sana."
"Begitulah, kami mengubah rencana sebelumnya. Dan rencana kedua kami adalah membuatmu cemburu pada Junsu-hyung! Hahaha!" tambah Chansung sambil tertawa meledek.
"Apa?! Jadi, yang tadi pagi itu?" Junho menatap Junsu bingung.
"Tentu saja aku bercanda! Mana mungkin aku merebutnya darimu!" Kata Junsu sambil melirik Hwa Ra yang tampaknya sedikit tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.
"Tunggu, apa maksudnya sih? Memang apa yang Junsu oppa katakan tadi pagi? Lalu apa yang sebenarnya membuat Junho oppa cemburu? Aaah, aku tidak mengerti rencana kedua ini!" Seru Hwa Ra kebingungan. Sejak awal mereka memang tidak mau menceritakan secara jelas mengenai rencana kedua ini padanya. Dia hanya disuruh untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Junsu.
"Nah, Junho-ah, kau harus mengatakannya sekarang!" Kata Junsu sambil menepuk bahu Junho. "Atau kau ingin aku melakukan apa yang kukatakan tadi pagi?" Tambahnya sambil tersenyum menggoda.
"Ah tidak, hyung!"
"Kalau begitu lakukanlah!" Seru Junsu sambil mendorong Junho maju ke arah Hwa Ra.
"Ada apa sih oppa?" Tanya Hwa Ra penasaran.
Junho tampak menarik napasnya sebentar sebelum akhirnya bicara, "Sebenarnya Hwa Ra, aku menyukaimu, lebih dari sekedar teman masa kecil. Maukah kau jadi pacarku?"
Hwa Ra terdiam, tampaknya dia baru mengerti maksud dari rencana kedua ini.
"Taruhan kue ulang tahun Junho, dia ditolak!" bisik Taecyeon kejam.
"Hyung! Kau tidak boleh begitu!" balas Chansung sambil ikut berbisik. "Aku bertaruh, dia diterima!"
"Kalian ini!" bisik Nichkhun geram sambil menjitak kepala dua orang yang isinya hanya makanan ini.
"Hwa Ra?" tanya Junho saat melihat gadis itu masih terus diam.
"Eh, oppa, sebenarnya....." Hwa Ra diam sejenak. "Sebenarnya aku juga menyukaimu lebih dari sekedar teman masa kecil. Kau sudah seperti sahabat, kakak, dan kau............. cinta pertamaku."
"Jadi?"
Hwa Ra maju menghampiri Junho dan berbisik, "Aku mau jadi pacarmu oppa!" kemudian diciumnya pipi Junho lembut dan..............
Plaaakkkkk
"Saengil chukhahamnida, oppa! Hahaha!" Teriak Hwa Ra sambil berlari meninggalkan Junho yang sudah berlumuran kue.
"Shin Hwa Ra!" Junho berteriak dan mengejar Hwa Ra.
Sementara itu.......
"Kuenyaaaaaaaaaaaa!" Taecyeon dan Chansung tengah meratapi sisa-sisa kue yang berserakan di lantai.
"THE END"
paste from Book "Best Fanfiction Korea"
"Junho-ah," Nichkhun merangkul Junho. "Benar kata Junsu-hyung, lebih baik dia yang mengantar Hwa Ra pulang. Karena kalau kau pergi, kau tidak akan kebagian makanan yang dibawakan Hwa Ra," kata Nichkhun sambil melirik Taecyeon dan Chansung yang tengah berebut makanan.
"Aaah, kalian ! Jangan dihabiskan !"
Sementara itu .......
"Oppa, ada apa sebenarnya?" tanya Hwa Ra saat dia sudah berada di boncengan motor Junsu.
"Ah, sebenarnya kami ..................."
24 Januari
"Sial! Kenapa tidak ada yang bisa dihubungi?!" Junho menatap HP-nya kesal. Dari pagi dia sudah mencoba menghubungi member 2PM yang lain, tapi semuanya bagaikan menghilang.
"Ah, lebih baik aku hubungi Hwa Ra dan ajak dia jalan berdua!" Pikir Junho sambil menekan nomor-nomor yang sudah di hapalnya luar kepala.
Cukup lama Junho menunggu telponnya diangkat, sampai...." Nomor yang anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan service area, cobalah beberapa saat lagi !"
"Kenapa Hwa Ra juga tidak bisa dihubungi?!" Junho kembali menatap HP-nya dengan kesal.
"Ya sudahlah, lebih baik aku jalan-jalan sendiri saja." Gumam Junho.
Sudah lebih dari 60 menit Junho berjalan sendirian menyusuri toko-toko yang ada di sebuah mall di pusat kota Seoul. Dia sebenarnya tidak ada niat sama sekali untuk berbelanja. Dia hanya ingin jalan-jalan untuk melepaskan gundah yang entah kenapa menyelimutinya sejak tadi.
Satu per satu toko dilewatinya tanpa ada niat sedikitpun untuk masuk, sampai......
"Tunggu, tadi itu...." Junho kembali ke depan toko yang baru saja dilewatinya untuk memastikan apakah yang dilihatnya sekilas tadi itu benar.
Yak, yang dilihatnya tadi memang benar. Itu Junsu-hyung dan.... Hwa Ra !
Junho menatap keduanya yang sedang berbelanja dengan mesra. Hwa Ra tampak memasangkan topi yang ada di toko itu pada Junsu, kemudian Junsu bergaya dan mereka berdua pun tertawa. Paling tidak seperti itulah yang dilihat oleh Junho.
Junho tak tahan lagi, dia pun pergi dari sana dengan hati yang kesal. Dia cemburu?
25 Januari
Junho merasakan silau sinar matahari mengenai matanya. Junho berusaha melihat siapa sebenarnya yang berani-berani mengganggu tidurnya.
"Junsu-hyung?" Junho terkejut mendapati Junsu tengah berdiri di depan jendela kamarnya sambil melihat keluar.
"Kau sudah bangun rupanya?" tanya Junsu sambil tersenyum ke arah Junho.
Junho yang teringat akan kejadian yang dilihatnya kemarin kembali merasa kesal. Dia kembali tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Hei, bangun pemalas!" seru Junsu sambil berusaha menarik selimut yang menutupi tubuh Junho.
"Aaaaah!" Junho membuka selimut yang menutup wajahnya dan menatap Junsu, "Hyung, ke mana kau kemarin?"
"Kemarin? Memang kenapa?"
Junho menatap mata Junsu lekat-lekat sebelum berkata, "Tidak!" dan kembali menutupi kepalanya dengan selimut.
"Hei, ada apa denganmu? Ayo, bangun!" Junsu kembali mencoba menarik paksa selimut Junho.
"Hyung! Pergilah, aku ingin sendiri!" kata Junho setengah membentak.
"Oh, oke baiklah!" Junsu pun mengalah dan keluar kamar Junho.
Perlahan Junsu menutup pintu kamar Junho, setelah itu ia mengambil HP dari saku celananya dan menelpon seseorang "Kau benar, dia melihatnya. Kita ubah rencana!"
"Saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida."
Junho langsung terduduk begitu mendengar bunyi HP-nya itu. Itu kan alarm yang dipasang oleh Hwa Ra sebagai tanda ulang tahunnya! Tunggu, kalau begitu hari ini?!
Junho langsung menyambar HP-nya dan mendapati tulisan berkedip-kedip di layarnya :
Saengil chukhahamnida, oppa! ^^
Junho tersenyum dan mematikan alarmnya. Tapi tunggu, kenapa tidak ada SMS atau telpon masuk yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya? Apa semuanya lupa?
Junho langsung mencoba menghubungimember 2PM yang lain, tapi sama seperti kemarin, semua tak ada yang bisa dihubungi. "Hwa Ra juga tak bisa dihubungi. Masa aku harus menelepon Junsu-hyung?" gumam Junho. Dia memang masih kesal dengan hyung-nya yang satu itu.
"Ya sudahlah..." Junho pun memutuskan untuk menelpon Junsu.
"Halo?" jawab Junsu
"Hyung? Oh, hyung! Maafkan aku tadi! Ada apa kau datang ke rumahku?"
"Ah, tidak. Hanya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."
"Hah? Apa itu?"
"Tentang Hwa Ra."
"Hwa Ra? Memang ada apa?" Seketika Junho lupa tujuannya untuk menelepon Junsu.
"Ah, tak enak membicarakannya di telpon. Bagaimana kalau kita bertemu? Kutunggu kau satu jam lagi di kafe biasa, ya! Sampai jumpa!"
Tut tut tuuuuuuuuuuuuuuuut ..........................
"Hyung! Ah dia langsung menutup telponnya. Apa sebenarnya yang ingin dia bicarakan?"
"Junho-ah! Kau sudah lama menunggu?" tanya Junsu sambil duduk berhadapan dengan Junho di sebuah kafe tempat mereka biasa berkumpul dengan member 2PM lainnya.
"Junsu-hyung! Apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan?" tanya Junho langsung.
"Ah, itu!" Junsu tidak langsung menjawab, ia malah mengambil cangkir kopi milik Junho dan meminumnya.
"Kau tahu? Sepertinya aku tertarik pada Hwa Ra," kata Junsu sambil tersenyum dan meletakkan kembali cangkir kopi tersebut.
"Apa?!" Tanya junho setengah berteriak. "Hyung, kau tahu kan kalau aku....."
"Ya, aku tahu." Potong Junsu. "Tapi kulihat kau tidak pernah maju selangkah pun. Karena itu, aku berniat mengajaknya berpacaran."
"Tapi hyung, kau tidak bisa begini!"
"Kenapa? Kau bukan siapa-siapanya kan? Kau hanya sekedar teman masa kecilnya, Junho-ah!"
"Tapi....."
"Sudahlah, aku harus pergi. Hwa Ra pasti sudah menungguku." Potong Junsu sambil bangkit dari duduknya."Oh ya, aku berencana untuk menyatakan perasaanku padanya nanti malam." Tambahnya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Junho sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan pria itu.
"Hyung!" Junho menatap kepergian Junsu dengan perasaan campur aduk. Digebraknya meja dihadapannya dengan kesal.
Seharian ini Junho terus membuntuti kemanapun Junsu dan Hwa Ra pergi. Tapi ternyata membuntuti orang yang sedang kencan itu sungguh tidak menyenangkan. Berkali-kali Junho harus menahan amarahnya karena cemburu melihat kemesraan Junsu dan Hwa Ra.
Junho masih terus membuntuti mereka berdua sampai akhirnya mobil Junsu berhenti.
"Mau apa mereka malam-malam begini di rumah Junsu-hyung?" gumam Junho sambil menghentikan motornya tak jauh dari tempat mobil Junsu berhenti. Tampak olehnya Junsu turun dan membukakan pintu mobil untuk Hwa Ra. Hati Junho kembali panas saat melihat Junsu mencium pipi Hwa Ra.
"Hyung! Awas saja kau!" Geram Junho sambil memukul stang motornya.
Sudah 15 menit Junho menunggu sambil mondar-mandir di dekat motornya. Berkali-kali ia melirik jam dipergelangan tangannya. Sampai.......
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
"Hwa Ra?!" Junho tersentak mendengar teriakan keras Hwa Ra dari dalam rumah Junsu. Tanpa pikir panjang pria itu langsung berlari masuk ke dalam rumah besar tersebut.
"Hwa Ra?!" Panggil Junho begitu berada di dalam rumah Junsu. "Cih, kenapa disini gelap sekali?!"
"Hwa Ra?! Kau dimana?!" Panggil Junho lagi sambil terus memasuki rumah tersebut. "Shin Hwa Ra!!"
Trek.........
Tiba-tiba lampu diruangan itu menyala, dan.....................
"Saengil chukhae hamnida, Junho!"
Junho terkejut mendapati semua member 2PM sudah ada di hadapannya. "Ka-kalian?"
"Hahaha, dia terkejut! Kita berhasil!" Seru Taecyeon yang disambut oleh gelak tawa member lainnya.
"Kaliaaaaaaan! Eh, mana Hwa Ra? Kenapa tadi dia berteriak kencang sekali?" Tanya Junho.
"Ah itu karena ulah Taecyeon, dia mengagetkan Hwa Ra agar gadis itu berteriak supaya kau masuk kemari. Dan Hwa Ra, dia di belakangmu!" tunjuk Junsu.
Junho berbalik dan mendapati gadis tersebut berdiri beberapa langkah di depannya sambil membawa kue ulang tahun.
"Saengil chukhae hamnida, oppa!" Seru Hwa Ra sambil tersenyum manis.
"Pasti kalian yang merencanakan ini kan?" Tanya Junho sambil melotot pada semua member 2PM yang telah berdiri di sampingnya.
"Iya oppa! Junsu oppa yang memberitahuku rencana ini saat dia mengantarku pulang kemarin lusa," jelas Hwa Ra.
"Hyung?" Tanya Junho sambil melotot kearah Junsu.
"Tapi, Taecyeon yang merencanakan semuanya!" tunjuk Junsu pada Taecyeon.
"Eh, tapi kan rencana kedua ini bikinanmu, hyung!" Taecyeon balik menunjuk.
"Rencana kedua?!" tanya Junho bingung.
"Yap, rencana awal kami sebenarnya bukan begini!" kata Wooyoung. "Kami sengaja merubah rencana tersebut saat kami tahu kau melihat Junsu-hyung dan Hwa Ra di mall kemarin. Tampaknya kau tidak menyadari kalau kami juga ada di sana."
"Begitulah, kami mengubah rencana sebelumnya. Dan rencana kedua kami adalah membuatmu cemburu pada Junsu-hyung! Hahaha!" tambah Chansung sambil tertawa meledek.
"Apa?! Jadi, yang tadi pagi itu?" Junho menatap Junsu bingung.
"Tentu saja aku bercanda! Mana mungkin aku merebutnya darimu!" Kata Junsu sambil melirik Hwa Ra yang tampaknya sedikit tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.
"Tunggu, apa maksudnya sih? Memang apa yang Junsu oppa katakan tadi pagi? Lalu apa yang sebenarnya membuat Junho oppa cemburu? Aaah, aku tidak mengerti rencana kedua ini!" Seru Hwa Ra kebingungan. Sejak awal mereka memang tidak mau menceritakan secara jelas mengenai rencana kedua ini padanya. Dia hanya disuruh untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Junsu.
"Nah, Junho-ah, kau harus mengatakannya sekarang!" Kata Junsu sambil menepuk bahu Junho. "Atau kau ingin aku melakukan apa yang kukatakan tadi pagi?" Tambahnya sambil tersenyum menggoda.
"Ah tidak, hyung!"
"Kalau begitu lakukanlah!" Seru Junsu sambil mendorong Junho maju ke arah Hwa Ra.
"Ada apa sih oppa?" Tanya Hwa Ra penasaran.
Junho tampak menarik napasnya sebentar sebelum akhirnya bicara, "Sebenarnya Hwa Ra, aku menyukaimu, lebih dari sekedar teman masa kecil. Maukah kau jadi pacarku?"
Hwa Ra terdiam, tampaknya dia baru mengerti maksud dari rencana kedua ini.
"Taruhan kue ulang tahun Junho, dia ditolak!" bisik Taecyeon kejam.
"Hyung! Kau tidak boleh begitu!" balas Chansung sambil ikut berbisik. "Aku bertaruh, dia diterima!"
"Kalian ini!" bisik Nichkhun geram sambil menjitak kepala dua orang yang isinya hanya makanan ini.
"Hwa Ra?" tanya Junho saat melihat gadis itu masih terus diam.
"Eh, oppa, sebenarnya....." Hwa Ra diam sejenak. "Sebenarnya aku juga menyukaimu lebih dari sekedar teman masa kecil. Kau sudah seperti sahabat, kakak, dan kau............. cinta pertamaku."
"Jadi?"
Hwa Ra maju menghampiri Junho dan berbisik, "Aku mau jadi pacarmu oppa!" kemudian diciumnya pipi Junho lembut dan..............
Plaaakkkkk
"Saengil chukhahamnida, oppa! Hahaha!" Teriak Hwa Ra sambil berlari meninggalkan Junho yang sudah berlumuran kue.
"Shin Hwa Ra!" Junho berteriak dan mengejar Hwa Ra.
Sementara itu.......
"Kuenyaaaaaaaaaaaa!" Taecyeon dan Chansung tengah meratapi sisa-sisa kue yang berserakan di lantai.
"THE END"
paste from Book "Best Fanfiction Korea"
1 komentar:
seru juga cerita nya.
Posting Komentar